Belanja online sudah jadi bagian dari keseharian banyak orang. Tinggal klik, bayar, lalu tunggu paket datang.
Tapi pernah nggak, saat barang yang dipesan sudah sampai, tiba-tiba muncul notifikasi dari kurir, “Ada biaya tambahan, ya, Kak.”
Padahal, sebelumnya kamu merasa sudah bayar ongkir secara penuh saat checkout. Kok bisa, ya?
Nah, inilah yang sering terjadi tanpa banyak disadari: biaya tambahan dalam pengiriman barang.
Bukan sekadar ongkir biasa, biaya ini bisa muncul karena banyak hal—dan kalau kamu nggak tahu penyebabnya, ujung-ujungnya bisa bikin kesel dan merasa ‘terjebak’.
Supaya nggak lagi merasa kebingungan atau bahkan tertipu, yuk kita bahas lebih dalam, lengkap dengan contoh nyata yang sering terjadi.
Apa Itu Biaya Tambahan Pengiriman?
Secara sederhana, biaya tambahan pengiriman adalah biaya yang dikenakan di luar ongkos kirim utama, biasanya karena kondisi tertentu yang membuat pengiriman jadi lebih kompleks, mahal, atau butuh penanganan khusus.
Misalnya, kamu pesan barang dari Jakarta ke daerah kabupaten kecil di Sulawesi. Di marketplace, ongkir yang tercantum mungkin hanya Rp30.000.
Tapi saat barang sampai, kurir minta tambahan Rp20.000. Setelah ditanya, ternyata daerah rumahmu masuk dalam kategori remote area.
Nah, biaya tambahan seperti inilah yang sering nggak kelihatan di awal.
Jenis-Jenis Biaya Tambahan yang Sering Ditemui
1. Biaya Remote Area
Ini biaya yang muncul saat alamat tujuan berada di daerah terpencil atau sulit dijangkau.
Biasanya berlaku di daerah pegunungan, pulau kecil, atau lokasi yang jauh dari kantor cabang ekspedisi.
Contoh nyata: Seorang teman pernah kirim paket ke daerah Tapanuli Utara. Di aplikasi ongkir hanya muncul Rp40.000.
Tapi sesampainya barang di tujuan, kurir minta tambahan Rp35.000 karena rumah penerima masuk zona “luar jangkauan langsung”.
Saat ditanya kenapa, kurir menjelaskan bahwa mereka harus titipkan paket ke kurir lokal setempat yang beroperasi secara manual, tanpa sistem digital.
2. Biaya Penanganan Khusus
Ada barang-barang yang perlu perlakuan khusus saat dikirim, seperti barang pecah belah, elektronik sensitif, atau benda berukuran besar.
Ini biasanya dikenakan biaya tambahan karena memerlukan pengemasan tambahan atau pengangkutan khusus.
Pernah dengar cerita orang kirim akuarium kaca antar kota dan kena charge ekstra Rp50.000 untuk packing kayu?
Itu salah satu contohnya. Walaupun pengirim merasa harga ongkir sudah cukup, jasa pengiriman menolak mengirim jika tidak ada proteksi tambahan, karena risiko kerusakannya terlalu tinggi.
3. Biaya Re-Delivery atau Return to Sender
Kalau pengiriman gagal karena tidak ada yang menerima, salah alamat, atau nomor tak bisa dihubungi, maka pengiriman bisa dikenai biaya tambahan.
Entah untuk pengiriman ulang, atau biaya balik ke pengirim.
Salah satu kasus umum terjadi di perumahan yang aksesnya terbatas.
Misalnya, kurir datang, tapi satpam tidak izinkan masuk tanpa ijin penghuni, dan penghuni sedang kerja tanpa bisa dihubungi.
Paket gagal dikirim. Beberapa ekspedisi akan meminta tambahan biaya jika harus kirim ulang keesokan harinya.
4. Biaya Bea Cukai (untuk kiriman luar negeri)
Kalau kamu beli barang dari luar negeri, terutama dari luar Asia Tenggara, ada kemungkinan kena bea masuk dan pajak.
Ini sering bikin pembeli kaget, karena saat beli barangnya murah, tapi pas diambil harus bayar ratusan ribu bahkan jutaan.
Misalnya, beli jaket dari Jepang seharga Rp600.000. Ongkir cuma Rp150.000.
Tapi pas barang datang, harus bayar Rp300.000 ke kantor pos karena masuk hitungan nilai barang impor tertentu.
Banyak orang tidak tahu bahwa barang-barang tertentu ada ambang batas pajak impor yang berlaku.
5. Biaya Asuransi Pengiriman
Beberapa jasa ekspedisi akan menambahkan biaya asuransi tanpa diminta, terutama kalau nilai barang di atas nominal tertentu.
Meskipun niatnya baik, kadang biaya ini muncul begitu saja tanpa persetujuan konsumen.
Ada kejadian di mana seseorang kirim kamera bekas senilai Rp4 juta. Ia tidak minta asuransi, tapi saat lihat struk ongkir, ada tambahan Rp60.000.
Setelah ditanya, pihak ekspedisi bilang itu otomatis aktif untuk barang di atas Rp1 juta, kecuali pengirim menyatakan penolakan.
Ironisnya, informasi ini tidak banyak diketahui oleh pelanggan biasa.
Kenapa Biaya Tambahan Bisa Muncul?
Beberapa penyebab umum yang sering jadi pemicu:
Alamat tidak lengkap atau membingungkan.
Salah satu kesalahan klasik yang bisa berujung pada pengiriman ulang atau kesalahan zona.Perbedaan berat atau volume barang.
Sistem marketplace sering hanya mengandalkan estimasi. Kalau ternyata barang lebih besar atau lebih berat, ekspedisi bisa mengenakan biaya tambahan.Permintaan layanan ekstra.
Seperti permintaan pengiriman malam hari, packing khusus, atau pengiriman lewat jalur cepat (meskipun tidak dipilih dari awal).Kebijakan ekspedisi yang berbeda-beda.
Tiap jasa kirim punya aturan dan sistem sendiri. Bahkan satu kota bisa punya perlakuan berbeda tergantung ekspedisinya.
Cara Menghindari atau Meminimalkan Biaya Tambahan
Agar kamu nggak lagi terjebak di situasi nggak enak, berikut beberapa tips sederhana:
Selalu isi alamat dengan lengkap dan jelas. Sertakan patokan, kode pos, dan nomor aktif.
Sebelum checkout, cek ulang estimasi ongkir dan pastikan tidak ada syarat tambahan.
Tanya ke penjual jika barang berisiko kena biaya packing khusus. Misalnya elektronik, kaca, atau barang besar.
Gunakan ekspedisi yang terpercaya. Transparansi dan pengalaman mereka sangat menentukan.
Baca ulang detail invoice pengiriman. Kadang biaya tambahan muncul di situ tanpa disadari.
Pahami Ketentuan Biaya agar Tidak Kecewa
Biaya tambahan dalam pengiriman barang memang bisa bikin jengkel.
Tapi dengan pemahaman yang tepat, kamu bisa mencegah rasa kecewa, bahkan menghemat banyak.
Lagipula, sistem logistik di Indonesia masih terus berkembang—jadi, transparansi juga perlahan meningkat.
Memahami jenis-jenis biaya tambahan ini bukan cuma soal menghindari tagihan tak terduga.
Tapi juga soal menjadi konsumen yang cerdas, siap, dan tidak mudah panik saat hal-hal di luar dugaan muncul.
Dengan begitu, pengalaman belanja online kamu akan tetap menyenangkan dari awal sampai paket benar-benar sampai di tangan.
Yuk, baca artikel menarik lainnya seputar pengiriman barang di blog kami. Semoga bermanfaat.